Perkembangan Islam di Indonesia

 Perkembangan agama Islam tersebut antara lain disebabkan oleh interaksi yang dilakukan antara pedagang muslim dengan penduduk asli setempat. Komunitas para pedagang yang semula hanya beberapa orang kemudian berkembang membentuk suatu perkampungan. Dari perkampungan menjadi sebuah desa dan pada akhirnya menjadi sebuah kerajaan yang bernuansa Islam.

 Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia. Kerajaan tersebut terletak di ujung utara Sumatra. Karena posisinya yang strategis maka Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan pada saat itu. Samudra Pasai banyak dikunjungi dan disinggahi para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Tetapi, sejak Kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya berdiri, perdagangan di Samudra Pasai mengalami penurunan drastis. Para pedagang yang biasa singgah di Samudra Pasai, ada yang ke Malaka.

 Kerajaan Malaka mulai berkembang dan merupakan pusat perdagangan terbesar di kawasan Asia Tenggara berlangsung pada abad ke 14 M. Kegiatan para pedagang dari negara-negara di seluruh dunia,demikian pula sebaliknya, para pedagang yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, misalnya para pedagang dari Jawa juga melakukan kegiatan perdagangan mereka di Malaka. Hubungan antara para pedagang dari berbagai negara tersebut. diantaranya interaksi antara pedagang muslim dengan pedagang dari Jawa. Akhirnya Islam dapat masuk dan berkembang pula di Pulau Jawa.

 Bersamaan dengan itu Kerajaan Majapahit mulai melemah sehingga perkembangan agama Islam di Pulau Jawa makin cepat tumbuh. Dengan banyaknya masyarakat islam di Jawa maka berdirilah Kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa. Kerajan itu adalah Kerajaan Demak. Perkembangan berikutnya, Kerajaan Demak berkembang dan merupakan pusat penyebaran agama Islam ke daerah-daerah di Indonesia, misalnya di Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan, akhirnya, dengan cepat Agama Islam dapat berkembang dengan ke seluruh wilayah Indonesia sampai-sampai bisa dikatakan bahwa agama Islam merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat di Indonesia

 Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Agama Islam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Syarat untuk memeluk agama Islam sangat mudah, yaitu hanya dengan mengucap dua kalimat syahadat maka secara resmi sudah menjadi pemeluk Islam.

2. Agama Islam tidak mengajarkan sistem kelas-kelas masyarakat berdasarkan kasta, tidak membedakan golongan di masyarakat. Seluruh warga masyarakat mempunyai kedudukan sederajat sebagai hamba Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini jauh berbeda dengan keadaan dan sistem yang berlaku sebelumnya, ya itu masyarakat Indonesia didasarkan pada kasta-kasta. Kasta-kasta itu adalah kasta brahmana, kesatria,Sudra,dan Waisya. Kelompok masyarakat dari kasta Brahmana dan Ksatria memiliki derajat dan kedudukan lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat yang berkasta Sudra dan Waisya yang merasa dibedakan kemudian termasuk penganut Agama Islam pertama di Indonesia.

3. Penyebaran agama Islam dilakukan tanpa kekerasan, tetapi melalui dakwah yang sejuk dan damai.

4. Keramah-tamahan masyarakat Indonesia membuka peluang dapat berhubungan lebih erat dengan masyarakat bangsa lainnya. Dengan hubungan yang sangat erat ini maka terjadilah saling tukar pengaruh dengan penuh pengertian. Dengan tukar pengaruh dan saling pengertian ini, maka agama Islam dapat diterima dengan mudah oleh bangsa Indonesia.

5. Ritual kegiatan keagamaan pada agama Islam lebih sederhana dan mudah dilaksanakan daripada kepercayaan yang sudah ada. Faktor-faktor tersebut di atas sangat mendukung berkembangnya agama Islam. Apalagi adanya semangat yang tinggi dari para pendakwah yang berkeyakinan bahwa menyebarkan agama Islam merupakan suatu kewajiban. Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa tidak bisa lepas dari peranan para wali.

 Wali mempunyai pengetahuan yang luas tentang agama Islam. Selain itu, wali dipercaya memiliki ilmu ilmu kesaktian tertentu yang dapat menimbulkan rasa kagum. Adapun perkembangan agama Islam di daerah-daerah di Indonesia meliputi antara lain sebagai berikut :

A.Di Sumatera

 Sekitar abad ke 7 M, wilayah Sumatra Utara terkenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Para pedagang yang berasal dari negara-negara Timur Tengah banyak yang berlabuh di wilayah tersebut karena letak pelabuhan sangat strategis yaitu berada di ujung Pulau Sumatra Utara, sehingga pelabuhan ini menjadi sangat ramai. Para pedagang dari Timur Tengah kemudian berdagang di daerah ini sambil menyebarkan agama Islam.

 Kerajaan Islam Samudra Pasai pada abad ke 13 M menjadi kekuatan ekonomi baru ketika pada waktu yang hampir sama Kerajaan Sriwijaya yang beragama Buddha mengalami kemunduran. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudra Pasai untuk bersaing dalam perdagangan. Kemenangan persaingan perdagangan itu memberi peluang bagi para pedagang muslim untuk meraih keuntungan..


 Perkembangan berikutnya, jalur perdagangan dari Kerajaan Samudra Pasai menuju Selat Malaka dan Pulau Jawa semakin ramai dan berkembang. Para pedagang dari negara-negara Arab turut mewamai perkembangan tersebut yang secara otomatis mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. 

B.Di Jawa 

 Masyarakat di Pulau Jawa mengenal Agama Islam pertama kali dari Malaka,adapun kapan waktu yang pasti sampai sekarang belum diketahui. Peninggalan sejarah tentang agama Islam di Pulau Jawa yang tertua berupa batu nisan Fatimah binti Maimun di daerah Gresik. Prasasti tersebut menunjukkan angka tahun 1082 M. Tetapi, prasasti tersebut belum merupakan bukti kuat bahwa agama Islam sudah masuk di daerah Jawa Timur pada saat itu. Bukti-bukti perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak ditemukan setelah akhir abad ke 13 M. Bukti-bukti tersebut antara lain dengan ditemukannya beberapa batu nisan berciri Islam, misalnya di Troloyo, Triwulan, dan Gresik. 

 Pada tahun 1416 M berita Ma-Huan menerangkan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di kota pelabuhan Gresik. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas masyarakat muslim telah berkembang di daerah Jawa Timur, terutama di daerah pesisir maupun di kota-kota pelabuhan.

 Kerajaan Majapahit mengalami masa surut pada awal abad ke 15 M. Dengan kemunduran itu, penyebaran agama Islam semakin leluasa dan berpusat di kota- kota pelabuhan seperti Tuban dan Gresik. Dari Tuban dan Gresik ini agama Islam menyebar luas sampai ke kota-kota pelabuhan di wilayah timur Indonesia lainnya, misalnya Maluku. Demikian pula di Jawa Tengah, di kota pelabuhan Demak pengaruh agama Islam semakin berkembang dan menjadi daerah penyebaran agama Islam yang utama. Berawal dari pelabuhan Demak akhirnya pengaruh agama Islam menyebar luas ke daerah-daerah pesisir bagian utara Jawa Barat yang tidak kalah ramainya sebagai daerah perdagangan.

 Daerah-daerah pesisir bagian utara Jawa Barat seperti Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon adalah kota-kota pelabuhan yang sangat potensial untuk memasarkan hasil bumi. Potensi daerah ini dimanfaatkan oleh kerajaan Demak untuk tujuan politik dan mengembangkan ekonominya. 

C.Di Kalimantan,Maluku,dan Sulawesi 

 Bukti bahwa agama Islam merambah Kalimantan, dapat diketahui dari Hikayat Banjar kepunyaan Kerajaan Banjar. Latar belakang penyebaran agama Islam di daerah Kalimantan ini adalah adanya kepentingan politik dari Kerajaan Demak ketika terjadi konflik antara Kerajaan Daha dengan Kerajaan Banjar.

 Di Sulawesi dan Maluku, pengaruh agama Islam juga tersebar dengan jalan damai dan tanpa kekerasan. Proses penyebaran yang baik ini terkait erat dengan adanya jalur hubungan perdagangan dan pelayaran internasional di Malaka, Jawa. dan Maluku.

 Di Maluku, pengaruh agama Islam masuk ke daerah ini kira-kira terjadi pada abad ke 14 M. Sedangkan di Sulawesi bagian selatan, pengaruh agama Islam diperkirakan masuk ke daerah ini pada abad ke 16 M. Penyebaran agama Islam di daerah ini, banyak disebabkan adanya konversi pusat kekuasaan, yaitu oleh kerajaan. (H. Darsono, T. Ibrahim: 2009)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel